“Lu ngga gaul banget sih jadi orang!!!!!”
Mungkin Anda pernah atau bahkan sering mendenga istilah “nggak gaul” baik dalam pergaulan kawula muda hingga di kalangan dewasa. “Gaul” sudah semacam menjadi syarat tak tertulis untuk bisa diterima dalam pergaulan dalam masyarakat, dalam hal ini saya tidak spesifik condong ke kalangan masyarakat tertentu, tapi lebih kepada masyarakat luas.
Tapi jujur saya bingung menentukan definisi dari kata “gaul” itu bagaimana. Saya merasa makna kata “gaul” telah mengalami pergeseran makna dari makna yang sebenarnya dan yang seharusnya. Jika dilihat bagaimana kalangan tertentu memaknai kata “gaul” maka mungkin kita akan menyadari bahwa makna “gaul” yang lumrah di masyarakat sekarang adalah mengikuti trend-trend tertentu yang sedang booming karena pengaruh media.
Dulu sempat ngetrend potongan rambut mohawk & Spike yang ngga mohawk nggak gaul dan harus disisihkan dari kalangan orang-orang gaul. Jadi mohawk itu gaul, KATANYA. Entah mereka mengidolakan artis sinetron, david beckham, atau mungkin Mario Balloteli, saya nggak tahu.
Sempat juga booming cara berbusana kaum adam dimana orang-orang yang didefinikan gaul harus bercelana hypster dengan cara diplorot-plorotin hingga dalemannya keliatan, itu KATANYA anak gaul pada saat itu. Biar lebih gaul biasanya dalemannya pake celana boxer polkadot atau corak tengkorak biar lebih trendy, mungkin.
Mungkin ada juga yang beranggapan anak gaul itu tongkrongannya di Mall ini, mall itu, gandeng cwe kesana kemari, ya walaupun yang dibeli cuma 2 kotak popcorn, yang penting dapat tittle anak gaul bukan?
Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena serupa yang pernah berkembang di masyarakat. Sebagai manusia yang pernah dan mungkin sekarang masih mengalami masa-masa labil dalam hidupnya. Mungkin saya pun pernah berusaha ikut arus agar mendapat tittle “anak gaul”, asoooy bener. Jadi kalau lagi ada fenomena yang lagi booming di media ikuuuuut. Ada barang yang lagi booming di TV, beliiiiiii, dst. Ya udah, kesannya kayak bebek aja yang disetir oleh media massa, korban media massa, korban iklan, korban informasi, dst.
Kok malah kesannya istilah “anak/komunitas gaul” ini jauh dari makna yang seharusnya, secara tidak sadar memetak-metakkan diri dalam masyarakat, mengisolasikan diri pada golongan tertentu dalam masyarakat, menciptakan apa yang namanya eklusivisme dalam bermasyarakat. Jadi apa memang begitu makna “gaul” yang berkembang sekarang?
Jadi kalau saya memberi versi lain dari makna kata gaul, mungkin saya lebih setuju kalo gaul itu berarti membebaskaan diri dan mempunyai kapabilitas untuk bergaul, berinteraksi, dan melakukan komunikasi dalam masyarakat. Sekali lagi makna masyarakat ini berarti masyarakat luas, bukan golongan masyarakat tertentu dengan berbagai bentuk eklusivismenya.
Jadi jika ada seorang pejabat tinggi namun masih bisa dan mau berinteraksi dengan rakyat kecil bukan malah menciptakan eksklusivisme kaum pejabat itu namanya GAUL.
Kalau ada jika ada orang yang pinter namun masih bisa mengajari tanpa harus menggurui, masih bisa menjaga komunikasi tetap nyaman dan menyenangkan, itu menurut saya GAUL.
Kalau ada Pengusaha kaya namun masih bisa nyambung diajak ngobrol masalah orang kecil itu GAUL menurut saya.
Kalau pemimpin mau berbicara dengan rakyat ngga pada saat menjelang pemilu saja itu GAUUUL..
Kalau ada negarawan mampu mendengar dan memberi solusi kepada para petani, menurutku itu GAUUUL. Apalagi kalau ada petani bisa berbicara masalah negara itu lebih GAUUL lagi.
Jadi intinya, menurut versi saya orang gaul itu ya orang-orang yang bisa berinteraksi dengan berbagai kalangan, berbagai topik, berbagai fenomena.
Ah itu hanya definisi saya saja yang jika direfleksikan kepada saya sendiri maka saya dapat menyimpulkan betapa nggak gaulnya saya ini.
Sekali lagi itu hanya definisi versi saya, tidak menutup kemungkinan saya salah.
To err is human, to forgive is Divine..
Selamat beraktifitas dan semoga sukses.
Salam
